0

toilet di jepang


Toilet Pun Memakai Teknologi Canggih


 Jepang memang negara yang super maju, segala sesuatunya di sana sudah menggunakan teknologi yang canggih, bahkan toilet. Ya benar, toilet tempat buang air kecil dan besar diatur dengan teknologi yang super canggih di negeri sakura itu. Adalah Daiwa House yang mengusung teknologi canggih ke dalam toilet. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh toilet super canggih tersebut, terutama untuk tujuan kesehatan, karena memang target dari produk toilet ini adalah orang-orang dewasa. Lalu apa saja yang bisa dilakukan toilet yang diberi nama “Intelligence Toilet” ini terhadap penggunanya, berikut jawabannya:
0

12 penyakit wanita


...12 penyakit wanita

Teman temanku sesama wanita....
Ada info bagus ni buat kita semuwa....semoga bermanfaat ya.. J

- Sistitis atau radang kandung kemih

Gejalanya sering buang air kecil dan disertai rasa pedih

Cara mencegahnya hindari menahan kencing dan bersihkan orang intim dengan air bersih serta seringlah berganti celana dalam

- Anemia

Gejalanya ditandai dengan keadaan atau kondisi lesu, lelah, letih, lemah, kurang bersemangat dan pucat

0

masalah hati


cinta
bila cinta adalah nafas
aku ingin hidup seabad
0

Kanker Serviks


Wanita...waspadalah...!!
Mendengar di berita2 tentang tingginya kematian wanita gara2 kanker serviks..sungguh miris...makanya itu saya postingin ilmu tentang kanker serviks ini..semoga bermanfaat buta kita semua kaum wanita....

Menurut data Glocom, pada tahun 2002 Indonesia menduduki peringkat ke-2 setelah Cina, yaitu sebanyak 15.050 kasus Kanker Serviks dan 7.566 kasus di antaranya memiliki resiko tinggi akan kematian.
Oleh karenanya, Yayasan Kanker Indonesia menganjurkan pemeriksaan Papsmear bagi wanita yang sudah menikah mendeteksi dini Kanker Serviks minimal setahun sekali. Karena Kanker Serviks penyebab utama penularan virus HPV ( Human Papiloma Virus ) adalah melalui hubungan seksual maupun cara lain.





0

Cerpen pertamaku..

“Brak….”, ayah memukul meja dengan begitu keras. Kebisuanku atas semua pertanyaannya membuat naik pitam. Kemarahan tampak sangat jelas terlihat di matanya yang mulai memerah.
“Kenapa kamu tidak mau sekolah?” ayah kembali bertanya. Tapi kali ini dengan nada yang lebih tinggi.
Aku hanya diam membisu. Menundukkan kepala. Ya, hanya itu yang aku lakukan sejak pertama ayah menanyaiku. Tubuhku mematung, tak bergerak sedikitpun. Malas rasanya menjawab pertanyaan ayah.
Diantara suara-suara bernada tinggi itu, telingaku menangkap suara tangisan. Aku sangat mengenal suara itu. Dan arah datangnya suara itu semakin menyakinkanku bahwa itu suara ibu. Suara tangisan yang memilukan.
Back to Top